Rabu, 20 Maret 2013

tulisan b.indo 2

Tau Nggak Sih, Arti Lambang USB?


Tau Nggak Sih, Arti Lambang USB?
Selama ini pasti kita udah sering banget gunain USB buat keperluan transfer data di PC kita. Tapi, sebenarnya kalian tahu nggak sih arti lambang dari USB itu sendiri? Lambang yang sangat simple tapi sangat bermanfaat buat kita. Penasaran kan? Nah buat kamu yang belum tahu, USB (Universal Serial Bus) adalah standar bus serial yang digunakan sebagai perangkat penghubung ke komputer kita. Tapi sekarang ini nggak cuma buat PC aja loh, tapi juga bisa buat ponsel dan PDA.
Nah, lambang USB sendiri terinspirasi dari tongkat Neptunus yang sakti, yaitu Trisula  berbentuk segitiga. Pada logo tersebut kalau kamu perhatikan juga terdapat tiga bentuk yang membentuk lingkaran, segitiga dan segiempat. Bentuk ini menandakan kalau USB bisa terkoneksi kemanapun. Sekarang, coba deh cek kabel USB kalian dan perhatikan ketiga bentuk tersebut.
Ya, meskipun kecil, USB sudah terbukti sangat membantu pekerjaan kita sehari-hari yang selalu terhubung dengan Komputer. Uniknya, USB juga menghubungkan peralatan tambahan komputer seperti mouse, keyboard, kamera digital, pemindai gambar, printer , hard disk dan komponen networking lainnya. Nah, sekarang kamu udah tahu kan arti dari logo USB dan fungsinya yang ajaib.

TULISAN B.INDO 1

REAL MADRID

Real Madrid Club de Fútbol (pengucapan bahasa Spanyol: [reˈal maˈðɾið ˈkluβ ðe ˈfutβol]), atau biasa dikenal dengan nama Real Madrid saja, adalah sebuah klub sepak bola profesional yang berbasis di kota Madrid, Spanyol. Didirikan pada 6 Maret 1902 dengan nama Madrid Club de Fútbol, tim ini menggunakan gelar Real ("dari kerajaan") setelah Raja Alfonso XIII dari Spanyol memberikan izin resmi kepada klub tersebut pada Juni 1920. Real Madrid telah bermain di Divisi Utama Liga Spanyol (Primera División) yang disebut sebagai La Liga sejak awal kompetisi ini dimulai, tahun 1928, dan merupakan klub tersukses di Spanyol berdasarkan jumlah trofi juara yang telah mereka raih.
Stadion Santiago Bernabéu stadion resmi Real Madrid ini diresmikan pada 14 Desember 1947 . stadion ini dipakai sampai saat ini,pertandingan pertama yang diadakan di Bernabéu dimainkan antara Real Madrid dan klub Portugal C.F. Os Belenenses, dan dimenangkan oleh Real Madrid dengan skor akhir 3–1, dan gol pertama dicetak oleh Sabino Barinaga Alberdi.
Kapasitas stadion kemudian berubah pada 1953, seiring renovasi yang dilakukan, sehingga membuat kapasitas penonton memuncak menjadi 120.000 penonton.Sejak itu beberapa modernisasi dilakukan pada stadion, salah satunya meniadakan tempat menonton berdiri pada 1998–1999 seiring peraturan UEFA. Perubahan lalu dilakukan pada tahun 2003, yaitu peningkatan sekitar lima ribu kursi sehingga kapasitas stadion menjadi 81.254.
Stadion Bernabéu telah menyelenggarakan beberapa pertandingan kelas dunia, di antaranya Final Piala Negara Eropa 1964, Final Piala Dunia FIFA 1982, serta Final Piala Eropa/Liga Champions UEFA tahun 1957, 1969, 1980, dan 2010. Stadion ini juga memiliki jaringan transportasi sendiri, yaitu sebuah stasiun metro yang juga dinamai Santiago Bernabéu. Pada tanggal 14 November 2007, Stadion Bernabéu mendapatkan status sebagai Stadion Elite UEFA.
Skuat utama Real madrid
Per 6 September 2012
No.

Nama
1

Iker Casillas
2

Raphaël Varane
3


Pepe
4


Sergio Ramos
5


Fábio Coentrão
6


Sami Khedira
7


Cristiano Ronaldo
8


Kaká
9


Karim Benzema
10


Mesut Özil
12


Marcelo
13


Antonio Adán

No.
Nama
14
Xabi Alonso
15
Michael Essien (dipinjam dari Chelsea)
16
Ricardo Carvalho
17
Álvaro Arbeloa
18
Raúl Albiol
19
Luka Modrić
20
Gonzalo Higuaín
21
José María Callejón
22
Ángel di María
27
Nacho
29
Álvaro Morata
35
Jesús Fernández

No.
Nama

Nuri Şahin (di Liverpool)

Pedro León (di Getafe)
Manajemen tim
Staf kepelatihan dan teknis
Per 4 Agustus 2011
Posisi
Nama
Pelatih kepala
José Mourinho
Asisten pelatih
Aitor Karanka
Pelatih kebugaran
Rui Faria
Pelatih kiper
Silvino Louro
Asisten teknis
José Morais
Delegasi pertandingan
Chendo

Staf manajerial
Florentino Pérez, presiden klub saat ini.
Posisi
Nama
Presiden
Florentino Pérez
Presiden kehormatan
Alfredo Di Stéfano
Wakil presiden 1
Fernando Fernández Tapias
Wakil presiden 2
Eduardo Fernández de Blas
Sekretaris umum
Enrique Sánchez González
Direktur umum
José Ángel Sánchez
Direktur kepresidenan
Manuel Redondo
Direktur sosial
José Luis Sánchez

Prestasi
Real Madrid merupakan klub tersukses dalam sejarah sepak bola Spanyol menurut jumlah gelar juara yang telah mereka dapatkan, dengan memenangi 31 kali gelar juara La Liga dan 9 kali juara Piala Champions/Liga Champions UEFA. Klub ini juga menerima penghargaan Klub Terbaik Abad ke-20 menurut FIFA pada 23 Desember 2000. Selain itu, Madrid juga berhasil menerima FIFA Order of Merit pada tahun 2004. Sebagai juara 9 kali Liga Champions, Real Madrid diperkenankan untuk mengenakan lencana kehormatan (badge of honours) pada kaus mereka ketika mereka bertanding pada pertandingan Liga Champions
Suporter real madrid tak bisa dibilang sedikit , buktinya hampir pada setiap musimnya, penonton yang datang memenuhi Stadion Santiago Bernabéu mayoritas diisi oleh para pemegang tiket langganan yang jumlah totalnya sekitar 68.670 orang. Untuk menjadi pemegang tiket langganan per musim ini, para calon harus bergabung ke pendukung klub resmi atau biasa disebut socio. Saat ini sekurang-kurangnya ada 1.800 kelompok pendukung resmi klub yang tersebar, baik di Spanyol atau di Dunia. Jumlah rata-rata penonton di stadion setiap kali Real Madrid bertanding kandang sekitar 65.000 orang. Pencapaian terbaik diraih pada musim 2004—05, saat jumlah rata-rata penonton yang hadir mencapai 71.900 orang. Namun, rekor ini kalah dari Barcelona yang memiliki rata-rata mencapai 76.000 orang.
Pendukung garis keras Real Madrid disebut Ultras Sur yang termasuk penggemar sayap kanan. Kelompok penggemar ini memiliki aliansi kemitraan yang dekat dengan kelompok pendukung S.S. Lazio yang disebut Irriducibili. Dalam beberapa kesempatan, sering kali terdapat sejumlah ucapan rasis dari kelompok pendukung ini kepada pihak pemain dari tim lawan yang kemudian membuat UEFA sempat melakukan investigasi untuk menyelidiki kasus ini.
Apakah anda salah satu dari penggemar club raksasa ini???? Apakah anda Madridista????? Kalau iya salam #halamadrid



TUGAS B.INDO KE-2



Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol Kultur Akar Ceplukan (Physalis angulate L.) Yang Ditumbuhkan Pada Media Murashige-Skoog Terhadap Sel Myeloma


A. Latar Belakang Masalah
Penyakit kanker termasuk dalam urutan kedua daftar kelompok penyakit penyebab kematian (Saffioti, 1997). Jumlah penderita kanker saat ini semakin meningkat, bahkan di Indonesia menempati urutan keenam sebagai penyebab kematian (Hariani, 2005). Usaha pengobatan medis yang sering dilakukan seperti pembedahan, radiasi dan pemberian obat antikanker hingga saat ini belum memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini antara lain disebabkan oleh rendahnya selektifitas obat antikanker yang digunakan ataupun karena patogenesis kanker itu sendiri belum jelas benar (Meiyanto dan Sugiyanto, 1997). Terapi pengobatan kanker yang utama seperti pembedahan dan radiasi hanya dapat dilakukan pada lokal stadium awal dan gagal digunakan untuk kanker yang telah berkembang pada stadium lanjut dan sudah mengalami metastasis (Indrayanto, 1988). Selain itu obat-obat kimia antikanker dan kemoterapi seringkali menimbulkan efek samping yang sangat tidak menyenangkan. Akibatnya masyarakat cenderung beralih pada pengobatan alam, dalam hal ini salah satu tanaman yang banyak diteliti efeknya sebagai antikanker adalah ceplukan (Physalis angulata L.). Pemanfaatan ceplukansebagai tanaman obat antikanker sebagian besar masih diekstrak dari bagian-bagian tertentu yang tumbuh di alam secara liar atau yang telah dibudidayakan. Cara ini mempunyai banyak kelemahan, diantaranya sangat dipengaruhi oleh musim, tumbuhan menghasilkan senyawa kimia tertentu setelah mencapai umur tertentu. Oleh karena itu diperlukan budidaya alternatif untuk menghasilkan senyawa-senyawa metabolit sekunder dan dapat mengatasi keterbatasan tersebut (Santoso dan Nursandi, 2004).

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut penelitian ini diarahkan untuk menjawab permasalahan sebagai berikut: apakah ekstrak etanol kultur akar Physalis angulata L. yang ditumbuhkan pada media Murashige-Skoog mempunyai efek sitotoksik yang lebih poten dibandingkan ekstrak etanol tanaman utuhnya terhadap sel Myeloma dan senyawa kimia apa yang terkandung di dalam ekstrak tersebut?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sitotoksik ekstrak etanol kultur akar ceplukan (Physalis angulata L.) yang ditumbuhkan pada media Murashige-Skoog terhadap sel Myeloma dan mengetahui kandungan kimia yang ada di dalam ekstrak tersebut.
D. Tinjauan Pustaka

1. Kanker

a) Tinjauan Umum
 
Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang terjadi karena tumbuh dan berkembangbiaknya sel-sel baru di dalam tubuh yang bentuk, sifat dan kinetiknya berbeda dari sel normal asalnya. Sel baru tersebut pertumbuhannya liar, terlepas dari sistem kendali pertumbuhan normal sehingga merusak bentuk dan atau fungsi organ yang terkena (Sukardja, 2000).Sel kanker mempunyai keadaan fisiologi yang berbeda dibandingkan sel normal, sehingga sel kanker dapat dibedakan dengan sel normal. Secara umum ciri-ciri dari sel kanker antara lain: (a) memiliki pertumbuhan berlebih umumnya berbentuk tumor (b) bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya (c) bersifat metastatif, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan pertumbuhan baru (Ganiswara dan Nafrialdi, 1995), (d) tidak sensitif terhadap signal antiproliferatif, (e) pemacuan angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru), (f) mampu menghindari apoptosis (Hanahan and Weinberg, 2000). Salah satu sistem di dalam tubuh manusia yang mencegah penyebaran sel kanker adalah apoptosis yang menyebabkan sel bunuh diri. Apoptosis terjadi apabila DNA sel rusak, atau sel berkembang menjadi tumor, atau gen P53 yang juga dikenal sebagai gen pencegah kanker, kurang efektif (Yahya, 2002). Pada sel kanker mekanisme apoptosis ini hilang karena mutasi pada gen P53
 (Hanahan and Weinberg, 2000).
b) Karsinogen dan Karsinonegesis
Menurut Sukardja (2000), karsinogen adalah zat atau bahan yang dapat menimbulkan kanker. Di dalam alam banyak terdapat karsinogen, yang meliputi:
1) Karsinogen kimiawi, seperti aflatoksin, nitrosianin, bahan anorganik seperti
arsen, krom, asbes, peptisida, tir atau jelaga, bahan kimia atau industri.
2) Sinar ionisasi (sinar X atau sinar rontgen dan sinar-UV).
3) Virus DNA, RNA, dan refroid (virus papova, herpes).
4) Hormon (estrogen, testoteron).
Dari studi penyebaran penyakit dan data laboratorium diperkirakan bahwa senyawa karsinogen yang terdapat dalam lingkungan dan makanan minuman merupakan penyebab kanker yang terbesar. Sekitar 70-90 % penderita kanker diduga disebabkan oleh senyawa karsinogen (Mulyadi, 1997). Karsinogenesis adalah suatu proses perubahan struktur DNA yang bersifat irreversibel, sehingga terjadilah kanker (Mulyadi, 1997). Kanker dapat terjadi karena ada kerusakan atau transformasi protoonkogen dan supresor gen sehingga terjadi perubahan dalam cetakan protein dari yang telah diprogramkan semua yang mengakibatkan timbulnya sel kanker (Sukardja, 2000).

2. Sel Myeloma

Multiple Myeloma (MM) merupakan suatu neoplasma yang ditandai dengan adanya proloferasi sel plasma. Penyakit ini timbul pada tulang soliter, difus, atau multipel. Gambaran mengenai penyakit ini menunjukkan adanya destruksi tulang, infiltrasi sel plasma pada sumsum tulang, hiperproteinemia dan hipergamma (Robianto, 2004). Tumor tumbuh terutama dalam sumsum tulang dan tulang yang berdekatan, menyebabkan anemia, sakit tulang, lesi litik, tulang patah, dan juga meningkatkan kerentanan pada infeksi (Katzung, 1992).Turunan sel Myeloma pertama kali diambil dari Merwin Plasma Sel Tumor-11 (MPC-11) yang diisolasi dari mencit Balb/c yang diperoleh dari J. Fahey pada tahun 1967 oleh R. Laskov dan M.D. Scharff. Sel tumor ini diadaptasikan ke dalam kultur secara terus-menerus sampai enam kali dan dipelihara dalam flask yang berisi Dulbecco's-Eagle's medium dengan asam amino non esensial dan 20% serum kuda yang in aktif (Fetal Bovine Serum) (Anonim, 1983). Sel Myeloma yang akan digunakan harus berada dalam satu kondisi pertumbuhan yang eksponensial atau dalam pertumbuhan fase logaritmik. Kondisi ini dapat dicapai bilamana beberapa hari sebelum fusi, tiap hari dilakukan penggantian medium sambil mengencerkan kepadatan sel dengan jalan memindahkan ke culture flask yang lebih besar (Mahardika, 2004).
3. Tanaman Ceplukan

a) Morfologi Tanaman
Ceplukan merupakan herba 1 tahun, tegak, tinggi 0,1-1 m. Bagian yang hijau berambut pendek atau boleh dikatakan gundul. Batang bentuk persegi tajam, berongga. Helaian daun bulat telur memanjang bentuk lanset, dengan ujung runcing, bertepi rata atau tidak, 5-15 x 2,5-10,5 cm. Tangkai bunga tegak dengan ujung yang mengangguk, langsing, lembayung, 8-23 mm, kemudian tumbuh sampai 3 cm. Kelopak bercelah 5, berbagi kurang dari separo, dengan taju-taju bersudut 3, runcing, hijau, dengan rusuk yang lembayung. Mahkota bentuk lonceng, tinggi 79 mm, kuning muda dengan pangkal hijau, tepian bertekuk 5 tidak dalam, dalam leher dengan noda-noda coklat atau kuning coklat, di bawah tiap noda terdapat kelompokan rambut-rambut pendek rapat yang berbentuk V. Tangkai sari kuning pucat, kepala sari seluruhnya biru muda. Putik gundul, kepala putik bentuk tombol. Kelopak buah yang dewasa menggantung bentuk telur, panjang 2-4 cm, kuning hijau, berurat lembayung. Buah buni bulat memanjang, pada waktu masak kuning panjang 14-18 mm, dapat dimakan (Van Steenis, 1997).
b) Klasifikasi Tanaman
Kedudukan tanaman ceplukan dalam sistem tumbuhan diklasifikasikan
sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Subclassis : Sympetalae
Ordo : Tubiflorae (Solanales, Personatae)
Famili : Solanaceae
Genus : Physalis
Species : Physalis angulata Linn.
c) Nama Daerah
Ceplukan juga dikenal dengan nama ceplukan, ceplukan sapi, ceplokan, ciplukan, ciciplukan, (Jawa); cecendet, cecendetan , cecenet, cicendetan (Sunda); yoryoran (Madura); kopok-kopokan, padang rase, ciciplukan, angket (Bali); daun boba (Ambon); daun kopo-kopi, daun loto-loto (Maluku); leletop (Sumatera Timur) (Heyne, 1987).
d) Kandungan Kimia
Tanaman ceplukan mengandung beberapa macam zat kimia yang bermanfaat dalam pengobatan. Zat kimia yang terkandung dalam ceplukan adalah saponin, flavonoid, alkaloid, vitamin C, polifenol, asam kologenat, zat gula, elaidic acid dan fisalin (Anonima, 2005; Anonimb, 2005). Saponin dan flavonoid ditemukan pada bagian daun. Kulit buah ceplukan mengandung senyawa C27H44O-H2O. Cairan buah ceplukan mengandung zat gula. Biji ceplukan mengandung elaidic acid (Pitojo, 2002), 12-25 % protein, 15-40 % minyak lemak dengan komponen utama asam palmitat dan asam stearat (10-20 %) (Sudarsono dkk., 2002). Herba ceplukan mengandung fisalin B, fisalin D, fisalin F, withangulatin A, sedangkan tunas hasil kultur jaringan tanaman ditemukan flavonoid dan saponin yang mirip dengan yang terdapat pada tanaman asal (Sudarsono dkk., 2002).
e) Manfaat Tanaman
Kandungan senyawa fisalin F pada herba ceplukan mempunyai efek antitumor (Anonim, 2003). Selain itu adanya saponin yang memberikan rasa pahit juga berkhasiat sebagai antitumor dan menghambat pertumbuhan kanker terutama kanker kolon. Kandungan flavonoid dan polifenol dapat digunakan sebagai antioksidan. Tanaman ceplukan berkhasiat sebagai analgetik, diuretik, pereda batuk, penetral racun dan penyakit fungsi kelenjar-kelenjar tubuh (Mangan, 2003). Akar ceplukan dapat digunakan sebagai obat cacing, antipiretik, dan antidiabetes (Anonimb, 2005).
4. Kultur Jaringan Tanaman (KJT)
Kultur jaringan tanaman adalah teknik budidaya sel, jaringan, dan organ tanaman dalam suatu lingkungan yang terkendali dan dalam keadaan aseptik atau bebas mikroorganisme (Santoso dan Nursandi, 2004). Sel dan jaringan akan mampu tumbuh jika kondisinya sesuai, yaitu media, temperatur, dan cahaya (Hendaryono dan Wijayani, 1994). Dalam bidang farmasi, KJT mempunyai manfaat yang besar yaitu selain menghasilkan tanaman sumber simplisia yang seragam juga mampu menghasilkan metabolit sekunder sebagai bahan obat (Hendaryono dan Wijayani, 1994). Tanaman tersebut menghasilkan metabolit sekunder dengan struktur molekul dan aktivitas biologi yang beraneka ragam, memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan menjadi obat berbagai penyakit (Anonim, 2008) Pelaksanaan teknik KJT didasarkan pada teori sel yang dikemukakan Schleiden-Schwan, di mana setiap bagian sel dari organisme memiliki sifat totipotensi, yaitu kemampuan berkembang setiap sel dengan cara regenerasi menjadi organisme utuh bila dilengkapi dengan kondisi lingkungan yang sesuai (Dodds and Roberts, 1995). Beberapa hal yang harus diperhatikan agar teknik kultur jaringan tanaman dapat berhasil dengan baik meliputi keadaan media tempat tumbuh, faktor lingkungan yang mempengaruhinya (kelembaban, temperatur, cahaya). Penanaman bahan tanaman pada suatu media dengan lingkungan yang tepat akan mempercepat induksi totipotensi (Santoso dan Nursandi, 2004). Eksplan pada kultur jaringan tanaman sebaiknya dipilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem, misalnya: daun muda, ujung akar, ujung batang dan keping biji (Hendaryono dan Wijayani, 1994).
E. Landasan Teori
Beberapa penelitian menyatakan bahwa Physalis angulata L. mengandung suatu senyawa metabolit sekunder berupa physalin B dan physalin D yang merupakan golongan steroid. Senyawa tersebut memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker limfosit dan leukemia (Sombra et al., 2006). Ekstrak etanolik ceplukan mempunyai efek sitotoksik terhadap sel Myeloma dengan IC50 70,92 µg/ml (Diah, 2007). Kebutuhan senyawa obat semakin tinggi sementara lahan dan plasma nutfah semakin menyusut, oleh karena itu diperlukan alternatif pemecahan. Teknik kultur jaringan tanaman dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Melalui teknik ini, metabolit sekunder yang dihasilkan dalam jaringan tanaman utuh dapat dihasilkan juga dalam sel-sel yang dipelihara pada medium buatan secara aseptik (Fitriani, 2003). Kandungan senyawa kimia dalam tanaman utuh bervariasi. Senyawa kimia yang terdapat dalam ceplukan adalah flavonoid, steroid, alkaloid (Sudarsono dkk., 2002). Melalui teknik kultur jaringan senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan menjadi lebih tinggi dibanding yang berasal dari tanaman aslinya (Hendaryono dan Wijayani, 1994). Produksi metabolit sekunder dimungkinkan dengan teknik kultur jaringan tanaman, misalnya kultur akar (Rao and Ravishankar, 2002). Dengan meningkatnya produksi metabolit sekunder diharapkan juga dapat meningkatkan efek sitotoksiknya.
F. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori di atas, maka didapatkan suatu hipotesis yaitu : ekstrak etanol kultur akar ceplukan (Physalis angulata L.) yang ditumbuhkan pada media Murashige-Skoog mempunyai efek sitotoksik terhadap sel Myeloma.
 

 DIKATAKAN SEBAGAI METODE ILMIAH KARENA MEMILIKI :
· Judul : Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol Kultur Akar Ceplukan (Physalis angulate L.) Yang Ditumbuhkan Pada Media Murashige-Skoog Terhadap Sel Myeloma
· Rumusan Masalah : Apakah ekstrak etanol kultur akar Ceplukan (Physalis angulata L.) yang ditumbuhkan pada media Murashige-Skoog mempunyai efek sitotoksik yang lebih poten dibandingkan ekstrak etanol tanaman utuhnya terhadap sel Myeloma ?
· Variabel Bebas : Ekstrak Etanol Kultur Akar Ceplukan (Physalis angulate L.)
· Variabel Terikat : Sel Myeloma
· Variabel Kontrol : Air, tanah, cahaya, temperatur, kelembapan, udara dan media Murashige-Skoog
· Hipotesis Alternatif : Ada Efek Sitotoksik Ekstrak Etanol Kultur Akar Ceplukan (Physalis angulate L.) Yang Ditumbuhkan Pada Media Murashige-Skoog Terhadap Sel Myeloma
· Hipotesis Nol : Tidak Ada Efek Sitotoksik Ekstrak Etanol Kultur Akar Ceplukan (Physalis angulate L.) Yang Ditumbuhkan Pada Media Murashige-Skoog Terhadap Sel Myeloma
· Kesimpulan : HA (Hipotesis alternatif) diterima sedangkan HO (Hipotesis nol) ditolak


SUMBER : http://05mei1995.blogspot.com/2011/10/contoh-metode-ilmiah-beserta.html