Jumat, 03 Mei 2013

TULISAN KE2 - BHS INDO2

POWERBANK

Bagi kamu yang senang berpergian jauh dan sering mengalami low battery pada smartphone kesayangan kamu, kini tidak perlu khawatir lagi. Karena, sudah ada solusi praktis agar smarphone kamu tetap dalam keadaan hidup sehingga memungkinkan kamu  bebas mengaksesnya kapan pun dan di mana pun kamu berada. Ya, seringkali Low Battery terjadi pada saat-saat darurat dalam hidup kita, seperti saat ingin menghubungi teman, keluarga, ataupun kolega. Tidak jarang situasi ini membuat kita kesal bahkan sampai mati gaya.
Penyebabnya, harus kita akui smarphone dan tablet yang kita gunakan memang sudah sangat canggih, sehingga  bisa memanjakan para penggunanya dengan berbagai aplikasi game, internet, sosial media, dan masih banyak lagi. Semua kegiatan inilah yang membuat baterai smartphone atau tablet kamu cepat sekali terkuras habis. Tapi jangan khawatir karena sekarang telah hadir power bank charger dengan berbagai macam merk dan kelebihannya masing-masing yang akan membantu kamu dalam masalah borosnya baterai.

Kemampuan menyimpan energi kemudian mentransfernya ke dalam gadget menjadikan power bank sebagai sebuah alat pendukung yang wajib dimiliki para pengguna smartphone ataupun tablet saat ini. Yup, itu karena kita tidak bisa memastikan bahwa kita akan mendapatkan sumber listrik saat smartphone kita lowbatt.
Power bank dijual dengan kapasitas tertentu, mulai dari 3000 mAh sampai 11000 mAh. Dengan kapasitas tersebut memungkinkan alat mungil ini mentransfer energi yang disimpan ke dalam gadget lain yang memiliki kapasitas dibawahnya. Seperti contoh, jika Kamu membeli power bank berkapasitas 3000 mAh, maka Kamu bisa men-charge gadget yang memiliki kapasitas baterai 1500 mAh, hingga dua kali charge penuh. Selain itu keunggulannya, power bank juga bersifat universal, yaitu dengan port microUSB atau miniUSB dapat mensuplai energi ke beberapa gadget yang berbeda.

Mengenai harga, power bank memang masih relatif mahal. Terutama power bank merek ternama yang mempunyai kualitas bagus, seperti Alkaline, Panasonic dan Sanyo. Tetapi semua itu bukanlah kendala jika kamu ingin dimanjakan dengan fleksibilitas pengisian baterai dimanapun dan kapanpun, tanpa bergantung pada sumber listrik. Wah, kalau begitu tidak akan ada lagi cerita lowbatt atau kehabisan baterai jika Kamu sudah memiliki power bank ini. Well, dengan sedikit gambaran mengenai power bank, pastikan kamu memilih power bank yang sesuai dengan kebutuhan dan juga kemampuan kamu.

tulisan ke-1


BRAND LOYALTY


  Latar Belakang Masalah 

Seiring dengan perkembangan jaman,keberadaan pasar tradisional sudah tergeser oleh banyaknya bisnis eceran modern.Bisnis eceran atau biasa disebut pedagang eceran semakin terasa keberadaannya dalam kehidupan sehari-hari.Berbagai macam pusat perbelanjaan eceran bermunculan dengan berbagai  jenis usaha, bentuk dan ukuran yang menyebabkan persaingan dala m dunia ritel semakin ketat.
Strategi dalam pemesaran perlu dilakukan untuk  mencapai sasaran pasar yang dituju guna mengatasi persaingan yang ada, dalam menentukan sasaran yang tepat perlu diteliti dan dikaji motif,perilaku, dan kebiasaan membeli yang berbeda,maka perlu dilakukan pendekatan dalam pengkajiannya, sehingga analisis yang dilakukan lebih berguna dan tepat untuk pengambilan keputusan (Assauri,2009:120)
Perilaku konsumen berkaitan dengan proses pemilihan produk yang akan dibeli,yang terdapat pada proses pembelia. Teori perilaku konsumen dalam pembelian atas dasar pertimbangan ekonomi, menyatakan bahwa keputusan seseorang untuk melaksanakan pembelian merupakan hasil perhitungan ekonomis rasional yang sadar, sehingga mereka akan memilih produk yang dapat memberikan kegunaan yang paling besar, sesuai dengan selera. Dan biaya secara relatif.
Teori perilaku konsumen yang lain adalah teori yang didasarkan pada pertimbangan faktor sosiologi, yang menyatakan bahwa keinginan dan perilaku seseorang sebagian dibentuk oleh kelompok sosial tempat ia menjadi anggotanya. Teori perilaku konsumen yang didasarkan pada faktor antropologi hampir sama dengan dengan teori yang didasarkan pada faktor sosial, namum lebih mengutamakan kelompok sosial yang lebih besar, yang ruang lingkupnya lebih luas seperti kebudayaan dan kelas sosial (Assauri.2009:135).
Lamb, Hair, dan McDaniel (2001:237) mengatakan bahwa perilaku konsumen menggambarkan bagaimana para konsumen membuat keputusan-keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan membuang produk-produk yang mereka gunakan.
Studi perilaku konsumen ini muncul seiring dengan berkembangnya konsep pemasaran, yang merupakan cara pandang pemasar dalam menghadapi konsumen dan pesaingnya, dimana pemasar berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara lebih efektif dari para pesaingnya. Tujuannya adalah memperoleh kepuasan pelanggan. Tidak dipungkiri, memahami perilaku konsumen dalam pembelian bukanlah perkara mudah karena konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda sebagaimana dari kebutuhan manusia yang tidak terbatas disamping dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan internal lainnya yang berakibat langsung terhadap keputusan pembelian konsumen.
Engel et al. dalam Salsabila(2011) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian.
Pendekatan pemasaran tidak lagi menyasar jenis konsumen lama, melainkan berubah ke sasaran pasar yang baru, yang mana kita dengan sebutan new wave ready custumer, yakni 3 subkultur yang menggerakkan era tersebut. Tiga subkultur itu adalah young (anak muda), woman (perempuan), dan netizen (pengguna internet).
Jika diperhatikan pergerakan perempuan belakangan ini memang tengah menjadi tren. Perubahan ini telah menghasilkan tantangan, kini keputusan pembelian cenderung dilakukan oleh wanita, baik wanita mandiri yang menggunakan pendapatan sendiri, maupun ibu rumah tangga yang mengelola keuangan rumah tangganya.
Tren jilbab hadir sebagai perwujudan pergeseran paradigma masyarakat akan makna berjilbab yang tidak lepas dengan kaum wanita. Bahwa berjilbab saat ini tidaklah dianggap kuno dan ketinggalan jaman, justru akan menjadikan perempuan muslim terlihat indah,anggun dan cantik.
Hal  seperti ini jelas dimanfaatkan oleh para wirausaha yang ingin meraih keuntungan dengan membuka atau memperluas usaha yang sudah adam yang sudah pasti akan menimbulkan persaingan yang semakin  ketat.
Fenomena persaingan yang ada telah membuat manajer menyadari suatu kebutuhan untuk mengekploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi memaksimalkan kinerja ritel dan mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. Salah satu aset untuk mencapai keadaan tersebut adalah melalui merek, merek memegang peranan yang cukup penting, karena mengembangkan suatu merek akan terkait dengan janji dan harapan, sehingga salah satu perannya adalah menjembatani harapan konsumen pada saat perusahaan menjanjikan sesuatu pada konsumen, merek yang prestisius dapat dikatakan memiliki ekuitas merek( brand equity ) yang kuat (Kotler,1993).
Konsumen rela mengeluarkan dana berlipat ganda untuk membeli suatu produk yang mempunyai brand yang kuat dibenak konsumen, padahal banyak produk sejenis yang harganya hanya 10%-20% dari harga barang tersebut. Merek sangatlah penting bagi konsumen karena memudahkan mereka dalam menentukan pilihan,menjadi jaminan kualitas,mencegah resiko serta menjadi pernyataan diri dan peningkatan gengsi(Temporal dan KC,2001). Produk yang ditawarkan saat ini sangatlah banyak dengan model dan kualitas yang hampir mirip satu dengan yang lain, konsumen memerlukan pegangan dalam memilih. Peranan inilah yang diharapkan dari brand oleh konsumen, yaitu menjadi rujukan terpercaya dalam memilih satu dari begitu banyak produk,ditengah keterbatasan waktu mereka. Menyediakan dan menjual brand yang sudah dikenal oleh masyarakat adalah salah satu sumber keunggulan bersaing untuk menarik minat beli calon konsumen.
Penetapan harga yang pas dan promosi penjualan sebenarnya adalah faktor penting dalam berbisnis, salah satu strategi toko untuk menarik calon konsumen adalah pembuatan membercard. Membercard pada toko adalah kartu yang dimiliki oleh konsumen yang akan mendapatkan discount dari harga barang-barang atau beberapa pelayanan yang diberikan oleh toko tersebut. Dengan cara ini konsumen-pun akan tertarik untuk berbelanja di toko tersebut karena mereka akan mendapatkan keuntungan-keuntungan yang lebih. Tetapi apakah dengan adanya membercard ini benar-benar akan lebih menarik calon konsumen untuk berbelanja ditoko tersebut mengingat sudah banyak promosi lain yang di terapkan pada setiap toko untuk menarik konsumennya.

B.LAPORAN -BHS.INDO2

LAPORAN

  1. Laporan
Laporan adalah suatu cara komunikasi dimana penulis menyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggungjawab yang dibebankan kepadanya. Dalam laporan berisi tentang penyampaian  informasi  mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki dalam bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil.
Dasar-dasar laporan

2. Pemberi laporan
Laporan melibatkan orang atau pihak yang memberikan laporan. Pemberi laporan dapat berupa perseorangan, sebuah panitia yang ditugaskan untuk maksud tertentu. Dapat pula  dibuat oleh peorangan atau badan kepada seseorang atau instansi yang dianggap perlu mengetahui walaupun tidak diminta.

3. Penerima laporan
Yang menerima laporan adalah orang atau badan yang menugaskan, atau badan yang dianggap perlu mendapatkan laporan tersebut.

4.Tujuan laporan
Tujuan laporan pada umumnya berkisar pada hal-hal berikut: untuk mengatasi suatu masalah, untuk menagmbil suatu keputusan yang lebih efektif, mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah, untuk mengadakan pengawasan dan perbaikan, untuk menemukan teknik-teknik baru dan sebagainya. Pembuat laporan harus memperhatikan sungguh-sungguh tujuan laporan ini, sehingga pengarahan, ilustrasi, dan perincian diarahkan secara tepat kepada tujuan terakhir dari laporan itu.

5.Sifat laporan
Laporan yang baik harus ditulis dalam bahasa yang baik dan jelas. Isi dari laporan harus diurutkan dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat masuk akal. Fakta-fakta atau bahan-bahan yang disajikan pelapor pun harus dapat menimbulkan kepercayaan, tertama bila pelapor  itu dimaksudkan untuka mengambil suatu tindakan tertentu. Selain itu terdapat sifat-sifat laporan sebagi berikut:
  • Laporan harus bersifat imajinasi.
  • Laporan yang dibuat harus sempurna dan komplit,yang berarti tidak boleh ada hal-hal yang diabaikan bila hal-hal itu diperlukan untuk memperkuat kesimpulan dalam laporan itu.
  • Laporan juga harus disajikan secra menarik.
6.Macam-macam laporan
a)      Laporan beberbentuk formulir isian
Laporan yang berbentuk formulir isian biasanya telah disiapkan blanko daftar isian yang diarahkan kepada tujuan yanga kana dicapai. Laporan ini bersifat rutin dan seringkali berbentuk angka-angka.
b)      Laporan berbentuk surat
Bila sebuah laporan tidak banyak mengandung tabel, angka atau sesuatu hal lain yang digolongkan pada tabel dan angka, maka bentuk yang paling umum dipergunakan adalah laporan berbentuk surat. Laporan berbentuk ini tidak banyak berbeda dengan sebuah surat biasa, kecuali bahwa ada sesuatu subyek yang ingin disampaikan agar dapat diketahui oleh penerima laporan. Jika penulis laporan mempergunakan bentuk surat dalam laporannya, maka nada dan pendekatan yang bersifat pribadi memegang peranan yang penting, seperti halnya dengan surat-surat lainnya.
c)       Laporan bebentuk memorandum
Laporan yang berbentuk memorandum( saran, nota, catatan pendek) mirip dengan laporan berbentuk surat, namun biasanya lebih singkat. Biasanya digunakan untuk suatu laporan yang singkat dalam bagian-bagian suatu organisasi, atau antara atasan dan bawahan dalam suatu hubungan kerja dan seringkali bermanfaat utuka suatau laporan yang bersifat formal.
d)       Laporan perkembangan dan laporan keadaan
Laporan perkembangan pada prinsipnya berbeda dari laporan keadaan. Menurut arti laporan perkembangan adalah suatu macam laporan yang bertujuan untuk menyampaikan perkembanagn, perubahan yang bertujuan untuk menyampaikan perkembangan, perubahan, atau tahap  mana yang sudah dicapai dalam usaha untuk mencapai tujuan. Sebaliknya laporan keadaan mengandung konotasi bahwa tujuan dari laporan itu adalah menggambarkan kondisi yang ada pada saat laporan itu dibuat.
e)      Laporan berkala
La[poran semacam ini selau dibuat dalam jangka waktu tertentu. Dalam bentuk sederhan, laporan semacam ini dapat dibuat dalam bentuk formulir-formulir isian, atau dalam bentuk memorandum.
f)       Laporan laboratoris
Tujuan laporan laboratoris adalah menyampaikan hasil dari percobaan atau kegiatan yang dilakuakan dalam laboratoria. Oleh sebab itu laporan ini seringkali memuat percobaan-percobaan yang telah dilakukan. Kerangka laporan laboratoris:
  • Halaman judul
  • Obyek atau tujuan
  • Teori (yang menyangkut teori mana yang diterapkan)
  • Metode (prosedur yang digunakan)
  • Hasil-hasil yang dicapai dalam percobaan ini dengan mempergunakan metode diatas
  • Diskusi atas hasil yang telah dicapai dalam percobaan
  • Kesimpulan
  • Apendiks
  • Data asli
g)      Laporan formal dan semi formal
Laporan formal adalah laporan yang mennuhi persyaratan-persyaratan tertentu sebagai yang akan disebutkan dibawah,sedangkan nadanya bersifat impersonal dan materinya disajikan dalam suatu pola struktur seperti yang terdapat dalam buku-buku.
Ciri-ciri umum yang dijadikan pegangan untuk menetapkan apakah laporan merupakan laporan formal, adalah:
  • Harus ada halaman judul
  • Biasanya ada sebuah surat penyerahan
  • Daftar isi
  • Ada ikhtisar untuk mengawali laporan atau abstrak
  • Ada pendahuluan
  • Bila ada kesimpulan dan saran biasanya diberi judul tersendiri
  • Isi laporan yang terdiri dari judul-judul dengan tingkat yang berbeda-beda
  • Nada yang dipergunakan adalah nada resmi, gayanya bersifat impersonal
  • Jika perlu laporan formal dilengkapi dengan tabel dan angka-angka
  • Laporan formal biasanya didokumentasikan secra khusus.
h)      Laporan buku
Suatu  macam laporan untuk kepentingan pendidikan atau perkuliahan di perguruan tinggi. Laporan buku bertujuan untuk mendorong mahasiswa membaca buku-buku yang diwajibkan atau yang dianjurkan, serta meningkatkan kemampuan mereka memahami isi buku-buku tersebut. Laporan buklku tidak perlu mengikuti persyaratan bagi laporan formal,  disamping itu laporan ini berbeda dari laporan-laporan lain karena ia tidak diperlukan oleh penerima laporan. Karena itu cukup bila terdiri dari bagian-bagian berikut : judul, pendahuluan (mencakup surat penyerahan dan pendahulan), isi laporan, kesimpulan dan saran. Laporan buku tidak hanya berakhir dengan penyajian ringkasan buku, tetapi diakhiri dengan kesimpulan.

PROPOSAL - JURNAL ILMIAH

 PROPOSAL 
KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN DI SUPERMARKET
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan yang berlangsung di Indonesia saat ini dari tahun ke tahun proses pemenuhan akan kebutuhan hidup terutama yang menyangkut mengenai kebutuhan primer serta sekunder meningkat terus menerus. Hal ini menyebabkan manusia yang berperan sebagai konsumen menginginkan proses pembelian barang-barang kebutuhan sehari-hari agar tercipta lebih mudah, dimana pada saat ini kita semua mengenalnya sebagai sebuah tempat belanja yang mudah dan langsung.Hal tersebut di atas mendorong pengusaha-pengusaha untuk menanamkan modalnya dibidang usaha retail serta memperluasnya. Dengan munculnya usaha-usaha retail baru tersebut tentu dapat mempengaruhi pangsa pasar yang sudah ada. Untuk itu maka perlu adanya peningkatan pelayanan terhadap konsumen serta pemulihan strategi pelayanan yang tepat agar para konsumen yang telah dikuasai dapat dipertahankan atau bisa menigkatkan konsumen yang sudah ada tersebut.Dengan adanya hal tersebut ternyata dapat dihadirkan oleh para pelaku bisnis usaha retail yang menempatkan usaha-usaha retail tersebut yang telah kita kenal dengan sebutan minimarket dalam sekala kecil dan supermarket hingga supermarket yang dalam pemenuhan kebutuhan yang lebih besar. Dalam hal ini peninjauan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai supermarket.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh kualitas pelayanan yang terdiri dari dimensi bukti langsung (tangible), keandalan (reability), daya tangkap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (emphaty) terhadap tingkat kepuasan konsumen pada Supermarket ?
2. Dimensi kualitas pelayanan apa yang paling berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada Supermarket
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kualitas pelayanan yang terdiri dari dimensi bukti langsung (tangible), keandalan (reability), daya tangkap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (emphaty) terhadap tingkat kepuasan konsumen pada Supermarket.
2.Untuk mengetahui dimensi kualitas pelayanan apa yang paling berpengaruh   terhadap kepuasan konsumen pada Supermarket.
1.4 Metode Penelitian
Dalam pembuatan penulisan ini, khususnya untuk memperoleh data dan kesimpulan yang objektif. Dan memenuhi permasalahan yang dibahas, maka penulis melakukan berbagai cara untuk memperoleh data sebagai hasil riset. Namun,Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap fungsi manajemen pada Supermarket,yang memasukkan komponen keragaman produk, keputusan tempat atau lokasi, keputusan harga. Apabila yang terjadi lebih kecil dari yang diharapkan maka menunjukkan adanya ketidak puasan konsumen terhadap kinerja Supermarket. Dan apabila kenyataan sudah sama dengan harapannya yang menunjukkan adanya kepuasan konsumen akan kinerja Supermarket. Serta apabila kenyataannya lebih besar dari signifikansi dari tingakat harapan maka konsumen merasa sangat puas terhadap kinerja Supermarket.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori dasar
Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan kinerja yang dirasakan dengan harapan. Harapan pelanggan dibentuk oleh pengalaman pembeli terdahulu, komentar teman-teman atau kenalannya, serta janji dan informasi pemasar saingannya. Kalau pemasar menaikan harapan pembeli terlalu tinggi, pembeli mungkin kecewa. Di lain pihak, kalau perusahaan menetapkan pembeli terlalu rendah, tidak cukup orang membeli, walaupun yang membeli akan puas. Kepuasan konsumen diciptakan dari tingkat pelayanan yang diberikan produsen kepada konsumen .
2.2 Penelitian terdahulu
Jurnal 1
Menganalisis kepuasan konsumen terhadap pelayanan konsumen di supermarket “sekar nareswari Cibubur”
Jurnal 2
Menganalisis kepuasan konsumen terhadap pelayanan konsumen pada supermarket mini di Bekasi
Jurnal 3
Menganalisis kepuasan konsumen terhadap pelayanan konsumen pada supermarket Giant di Semarang
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam menulis penulisan ilmiah ini penulis mengambil objek tentang pasar swalayan , karena penulis merasa ingin tau seberapa besar tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh swalayan di beberapa daerah. Maka dalam penulisan ini penulis menganalisis hal tersebut dan menjelaskan tingkat kepuasan konsumen.
3.2 Data / Variabel
Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, antara lain :
a. Data Primer
Data yang diperoleh dari perusahaan secara langsung dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan pegawai toko dari minimarket tersebut dan penyebaran kuisioner yang diberikan kepada 50 konsumen yang datang berbelanja.
b. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan secara tidak langsung melalui studi pustaka dimana pengambilan data ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang mendukung penulisan ini yang tidak diperoleh dari perusahaan.
3.3 Metode Pengumpulan Data / Variabel
Penulis menggunakan tiga cara pengumpulan data yang dibutuhkan untuk penulisan ini :
a.Observasi yaitu mengadakan secara langsung aktivitas kegiatan perusahaan.
b.Wawancara yaitu dengan cara mendatangkan dan mewawancarai langsung pihak perusahaan yang bersangkutan.
c.Kuisioner yaitu data yang didapat berdasarkan dari sebaran daftar pertanyaan yang diberikan kepada 50 responden, yaitu para konsumen yang berbelanja pada supermarket tersebut.
3.4 Hipotesis
Ho : Konsumen merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan supermarket.
Ha : Konsumen merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan supermarket.
3.5 Alat Analisis Yang Digunakan
Adapun cara yang penulis gunakan untuk menganalsis data yaitu dengan menggunakan Skala Likert dan Metode Chi Square.
3.6 Model Penelitian
 Tingkat kepuasan konsumen berdasarkan analisis dari kelima dimensi, dimensi kehandalan mempunyai X2 hitung = 106,85, dimensi daya tangkap mempunyai X2 hitung = 48,72, dimensi kepastian X2 hitung = 50,64, dimensi perhatian mempunyai X2 hitung 56,88, dan dimensi bukti wujud dengan X2 hitung = 107,32.
 Dari analisis yang dilakukan terhadap kualitas pelayanan terlihat baik, ini dapat dilihat dari hasil perhitungan dengan menggunakan Chi Square X2 hitung = 342,885 yang berarti Terima Ha, begitu juga dengan hasil perhitungan dengan menggunakan Skala Likert sama yaitu Terima Ha. Ini berarti konsumen secara umum telah merasa puas dilihat dari tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan dengan melihat 5 dimensi yaitu dimensi kehandalan, daya tangkap, kepastian, perhatian, dan bukti fisik yang ada. Dengan memiliki tingkat kesesuaian lebih dari 90% (95,18%). Sehingga pelayanan yang diberikan secara umum sesuai dengan harapan konsumen.